Kamis, 02 Maret 2017

tugas fonologi kelompok 2



FONOLOGI
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS FONETIK
Dosen Pengampu : Noor Cahaya, M.Pd





Kelas : Reguler A (A1)
Kelompok 2 :
Ainun Purnama Laili                                       1610116120003
Melinda Aulia Rahmah                                   1610116120009
Rana Najmi Soraya                                         1610116220018
Retno Sari Maulida                                         1610116220020
Rina Rahmawati                                              1610116220021
        Rizka Khairunnisa                                          1610116220022


Semester 2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Lambung Mangkurat
2016/2017

PENDAHULUAN
Semua manusia dianugerahi Allah SWT. Mempunyai kemampuan berbicara atau bertutur, kecuali bagi seseorang yang mempunyai ‘’kekhususan’’, misalnya orang bisu dan tuli. Kemampuan berbicara atau bertutur ini diperolehnya secara berjenjang sesuai dengan tingkatan  usianya, yaitu sejak bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Interaksi dengan seseorang disekitarnya atau disekelilingnnya akan memperoleh bunyi bahasanya. Lebih banyak interaksi yang dilakukan, lebih cepat pemerolehan (bunyi) bahasa seorang bayi.
Salah satu kecenderungan yang menyalahi hukum bahasa adalah apabila ibu bapak dan orang disekeliling bayi itu menggunakan pengucapan  pelat (menirukan ucapan bayi) sebagai tanda “sayang” pada bayi tersebut. Yang perlu diingat adalah ibu bapak harus memperkenalkan perkataan yang tepat bunyinya . Kegagalan bayi membunyikan perkataan dengan betul merupakan hal yang wajar karena ini berkaitan dengan kemampuan sistem tuturnya.
Sistem tutur ini akan lebih mudah dilakukan setelah  ia bertambah umurnya dan lebih dewasa contohnya, bunyi [s] lebih sukar diucapkan dibandingkan dengan bunyi [m] ; bunyi [r] lebih sukar daripada bunyi [l].  Tetapi, lama kelamaan anak ini akan mampu mengucapkannya. Pemerolehan bunyi bahasa ini bisa dikaji secara scientific  (ilmiah).

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS FONETIK
1.1.Pengertian Fonetik
Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan (science) yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam  ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia (O’Connor, 1982:10-11, Ladefoged, 1982: 1). Menurut Clark dan Yallop (1990), fonetik merupakan bidang yang berkaitan erat dengan kajian bagaimana cara manusia berbahasa serta mendengar dan memproses ujaran yang diterima. Lebih lanjut, fonetik ini sangat berguna untuk tujuan-tujuan seperti pengajaran diksi, penguasaan ujaran bunyi-bunyi bahasa asing, perbaikan kualitas bertutur bagi mereka yang menghadapi masalah kurang daya pendengarannya (Lihat Malmberg, 1963).
1.2.Jenis-Jenis Fonetik
Secara umum fonetik dapat dibagi menjadi tiga bidang kajian, yaitu fonetik fisiologis, fonetik akustis, dan fonetik auditoris atau fonetik persepsi (Dew dan Jensen, 1977: 19).
1.      Fonetik Fisiologis atau Fonetik Artikulatoris
Fisiologi adalah suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang fungsi fisiologis manusia (Liberman, 1977:3). Sebagaimana kita ketahui, manusia yang normal tentu mampu menghasilkan berbagai bunyi bahasa dengan menggerakkan atau memanfaatkan organ-organ tuturnya, misalnya lidah bibir dan gigi bawah (yang digerakkan oleh rahang bawah). Dengan demikian, seseorang yang ingin mengkaji bunyi-bunyi bahasa harus mengetahui juga berbagai struktur mekanisme pertuturan, memahami fungsi setiap mekanisme tersebut, dan peranannya dalam menghasilkan berbagai bunyi bahasa (Singh dan Singh, 1976:2). Dalam hal ini, bidang fonetik yang mengkaji tentang penghasilan bunyi-bunyi bahasa berdasarkan fungsi mekanisme biologis organ tutur manusia dinamakan fonetik fisiologis. (Catatan: Di beberapa literatur, istilah fonetik fisiologis ini jarang dipakai. Yang paling sering digunakan adalah fonetik artikulatoris.

2.      Fonetik Akustis
Kajian fonetik akustis bertumpu pada struktur fisik bunyi-bunyi bahasa dan bagaimana alat pendengaran manusia memberikan reaksi kepada bunyi-bunyi bahasa yang diterima (Malmberg, 1963:1). Ada tiga ciri utama bunyi-bunyi bahasa yang mendapatkan penekanan dalam kajian fonetik akustik, yaitu frekuensi, tempo, dan kenyaringan. Alat-alat yang digunakan untuk mengkaji gelombang bunyi bahasa dan mengukur pergerakan udara antara lain, spektograf (alatuntuk menganalisis dan memaparkan frekuensi dan tekanan, oscilloskop (alat untuk memaparkan ciri-ciri kenyaringan bunyi).
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka pengkajian fonetik akustik, fonetisi berusaha menguraikan berbagai hal tentang bagaimana suatu bunyi bahasa ditanggapi dan dihasilkan oleh mekanisme pertuturan manusia, bagaiman pergerakan bunyi-bunyi bahasa itu dalam ruang udara, yang seterusnya bisa merangsang proses pendengaran manusia.


3.      Fonetik Auditoris atau Fonetik Persepsi
Fonetik auditoris atau fonetik persepsi ini mengarahkan kajiannya pada persoalan bagaimana manusia menentukan pilihan bunyi-buinyi yang diterima alat pendengarannya. Dengan arti kata, kajian ini meneliti bagaimana seorang pendengar menanggapi bunyi-bunyi yang diterimanya sebagai bunyi-bunyi yang perlu diproses sebagai bunyi-bunyi bahasa bermakna, dan apakah ciri bunyi-bunyi bahasa yang dianggap penting oleh pendengar dalam usahanya untuk membeda-bedakan setiap bunyi bahasa yang didngar (Singh dan Singh, 1976:5). Tegasnya, fonetik auditoris adalah kajian terhadap respons sistem pendengaran terhadap rangsangan gelombang bunyi yang diterima.


KESIMPULAN
Jadi, fonetik adalah ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa atau suatu bunyi pengucapan huruf yang mengandung arti yang sama. Jenis-jenis fonetik yaitu fonetik fisiologis atau fonetik artikulatoris, fonetik akustis dan fonetik auditoris. Dari ketiga jenis fonetik ini yang palingg berurusan dengan dunia linguistik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik ini yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia.

30 komentar:

  1. Saya Mariyana Ulfah perwakilan dari kelompok 4 ingin bertanya, berikan penjelasan secara ringkas perbedaan atau cara membedakan antar jenis-jenis fonetik karena saya masih belum begitu paham. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama saya Rina Rahmawati
      NIM 1610116220021
      Saya mewakili kelompok 2, Penjelasan secara singkat mengenai perbedaan jenis-jenis fonetik yaitu dapat dilihat dari ilmu yang dipelajari atau kajian yang ditelitinya dalam fonetik tersebut yaitu :
      1) Fonetik Artikulatoris
      Fonetik artikualtoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis. Kajian ini meneliti bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan dan diproduksi oleh alat ucap manusia.  Jenis fonetik ini banyak berhubungan dengan linguistik.
      2)Fonetik Akustik
      Objek kajian ini adalah bunyi bahasa ketika merambat di udara, antara lain membicarakan: gelombang bunyi beserta frekuensi dan kecepatannya ketika merambat di udara, spektrum, tekanan, dan intensitas bunyi. Juga mengenai skala desibel, resonasi, akustik produksi bunyi, serta pengukuran akustik tersebut.
      Jenis fonetik ini lebih banyak berhubungan dengan fisika dalam laboratorium fonetis.
      Misalnya: dalam pembuatan rekaman suara penyanyi, pembuatan telepon, dubbing , dan lain-lain.
      3) Fonetik Auditori
      Kajian ini meneliti bagaimana bunyi bahasa itu diterima oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipahami.  Jenis fonetik ini cenderung masuk bidang neurologi ilmu kedokteran.

      Hapus
    2. Mariyana ulfah (1610116220006)

      Hapus
  2. Assalamuaallaikum

    Nama saya Akbar Rizky Sholeh (1610116210001), saya dari kelompok 3. saya ingin bertanya mengenai fonetik. Apa yang membedakan antara fonetik dengan fonemik? kemudian apakah ada hubungannya antara Fonetik dengan Semantik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Ainun Purnama Laili
      NIM: 1610116120003
      Saya mewakili kelompok 2.
      Pertanyaan pertama: Perbedaan antara fonetik dan fonemik yaitu fonetik adalah ilmu yang mempelajari produksi bunyi bahasa. Dalam fonetik, bunyi yang berbeda tidak menghasilkan makna yang berbeda.
      Contohnya pada pengucapan "soto" dalam bahasa Indonesia dengan "sutu" dalam dialeg Banjar sama-sama bermakna salah satu nama makanan khas Indonesia. Sedangkan fonemik adalah ilmu yang mempelajari fungsi bunyi bahasa sebagai pembeda makna. Hal ini berarti bunyi yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda pula. Contohnya pada pengucapan "apel" yang bermakna nama buah dengan "apel" yang bermakna upacara bendera.
      Pertanyaan kedua:
      Seperti yang telah dijelaskan di atas, fonetik adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa. Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari tentang makna yang terkandung pada suatu bahasa. Jadi, hubungan antara keduanya adalah bunyi sangat mempengaruhi makna, kesalahan yang dihasilkan saat pengucapan bunyi akan mempengaruhi maknanya.

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. nama saya sania paradila 1610116120015, dari kelompok 1.
    fonetik artikulatoris membahas tentang cara-cara terbentuknya bunyi oleh alat bicara atau fungsi fisiologis manusia.
    apa saja alat-alat bicara yang berhubungan dengan artikulator dan artikulasi serta berikan contohnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama saya Rana Najmi Soraya
      NIM 1610116220018

      Saya mewakili kelompok 2,alat ucap yang termasuk artikulator yaitu bibir bawah, gigi bawah, ujung lidah, depan lidah, tengah lidah, belakang lidah dan akar lidah (aktif) sedangkan yang artikulasi yaitu bibir atas, gigi atas, lengkung kaki gigi atas, langit-langit keras, langit-langit lunak, anak tekak (pasif). Contohnya dalam penyebutan:
      Bunyi hambat - kedua bibir terkatup, saluran ke rongga hidung tertutup, kemudian katup bibir dibuka tiba-tiba. Misalnya:[p] dan [b]
      Bunyi semi-hambat - kedua bibir terkatup, udara dikeluarkan melalui rongga hidung. Misalnya: [m]
      Bunyi frikatif - arus udara dikeluarkan melalui saluran sempit sehingga terdengar bunyi berisik (desis). Misalnya: [f] dan [s]
      Bunyi lateral - ujung lidah bersentuhan dengan gusi dan udara keluar melalui samping lidah. Misalnya: [l]
      Bunyi getar - ujung lidah menyentuh tempat yang sama berulang-ulang. Misalnya: [r]

      Hapus
  5. Assalamualaikum
    Nama saya ahmad fitriadi 1610116110001
    Perwakilan dari kelompok 8
    Saya ingin menanyakan tentang pengkajian bahasa fonetik apakah bisa dilakukan tanpa memperhatikan arti apa yang dikatakannya dan itu termasuk fonetik apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama saya Rina Rahmawati
      NIM 1610116220021
      Mewakili kelompok 2, pengkajian bahasa fonetik bisa dilakukan tanpa memperhatikan arti. Seperti yang diketahui bahwa fonetik adalah ilmu yang mengkaji bunyi-bunyi tanpa memperhatikan fungsinya untuk membedakan arti (Verhaar,1982:12; Marsono, 1989:1). Menurut Sudaryanto (1974:1), fonetik mengkaji bunyi bahasa dari sudut ucapan (parole). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa fonetik merupakan cabang fonologi yang mengkaji dan mendeskripsikan bunyi bahasa dari sudut ucapan, bagaimana cara membentuknya sehingga menjadi getaran udara dan dapat diterima oleh pendengaran.
      Fonetik yang mengkaji bunyi yang dihasilkan atau diucapkan itu termasuk dalam fonetik artikulatoris yang mendeskripsikan cara membentuk dan mengucapkan bunyi bahasa, serta pembagian bunyi bahasa berdasarkan artikulasinya.

      Hapus
  6. Assalamualaikum Wr.Wb. Nama Saya Oktavian Oggie Pangestu NIM : 1610116210017. Perwakilan Dari Kelompok 7 ingin bertanya : bagaimana pengaplikasian dalam keseharian dari 3 jenis fonetik yaitu Fonetik Fisiologis,Fonetik Akustis,Dan Fonetik Auditoris tersebut? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama Rizka Khairunnisa
      Nim 1610116220022
      Mewakili kelompok 2. Penerapan atau pengaplikasian jenis-jenis fonetik dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
      1. Fonetik artikulatoris
      Dalam fonetik ini cara pengaplikasiannya seperti bagaimana cara kita mengeluarkan bunyi ketika berbicara, misal bunyi [p] dan [b] dihasilkan dengan penyempitan organ antara bibir bawah dan bibir atas, makanya disebut bilabial atau ‘dwibibir’.
      2. Fonetik akustis
      Misalnya: dalam pembuatan rekaman suara penyanyi, pembuatan telepon, dubbing, dan lain-lain, dalam fonetik ini tidak hanya suaranya saja yang terdengar namun getaran bunyi yang merambat diudara juga terdengar.
      3. Fonetik auditoris
      Jenis fonetik ini cenderung masuk bidang neurologi ilmu kedokteran.

      Hapus
  7. Saya ULFI YANTI (1610116220024) perwakilan dari kelompok 8 , bisakah kalian memberikan contoh Fonetik Auditoris atau Fonetik Persepsi itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya MELINDA AULIA RAHMAH (1610116120009)perwakilan kelompok 2 akan menjawab pertanyaan ULFI YANTI dari kelompok 8,
      -kajian ini merupakan bagaimana bunyi bahasa itu diterima oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipaham, contohnya seperti seorang pendengar dapat mendengar jika dapat mengindra, menginteraksi, dan meproses sebuah rentetan bunyi yang frekuensinya berkisar antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. dan ada juga sebuah contoh dari Malmkjaer (2002:56) yang memberikan salah satu contoh kasus kajian fonetik auditoris. Ia mengajukan pertanyaan "is speech special?"(apakah ujaran [manusia]spesial?). dengan kata lain, apakah persepsi ataun pengindraan ujaran bahasa dalam otak manusia itu sama (mekanisme dan prosesnya) dengan pengindraan bunyi-bunyi lainnya atau tidak?.

      Hapus
  8. Nama saya Nurhalisa sapitri
    Nim: 1610116220016
    Saya ingin bertanya, apa manfaat dari tiga jenis fonetik diatas? Dan berikan contoh dari pemanfaatan tersebut!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama Saya Ainun Purnama Laili
      NIM: 1610116120003
      Mewakili kelompok 2,akan menjawab pertanyaan Nurhalisa Sapitri.
      1. Fonetik artikulatoris: manfaatnya untuk mempelajari dan mengetahui bagaimana mekanisme alat-alat berbicara yang ada dalam tubuh manusia menghasilkan bunyi bahasa, bagaimana bunyi bahasa itu diucapkan dan dibuat, serta bagaimana bunyi bahasa diklasifikasikan berdasarkan artikulasinya.
      Contoh pemanfaatannya: Pengaplikasian seperti bagaimana cara kita mengeluarkan bunyi ketika berbicara dengan baik dan benar, misalnya bunyi [p] dan [b] dihasilkan dengan penyempitan organ antara bibir bawah dan bibir atas, makanya disebut bilabial atau dwibibir.
      2. Fonetik Akustik: manfaatnya untuk mempelajari dan mengetahui bunyi bahasa sebagai fisis atau fenomena alam seperti contohnya menyelidiki frekuensi dan amplitudo bunyi, mempelajari hakikat bunyi dan mengklasifikasikan bunyi berdasarkan hakikat bunyi tersebut.
      Contoh pemanfaatannya:
      Jenis fonetik ini pemanfaatannya seperti dalam pembuatan rekaman suara penyanyi, pembuatan telepon, dubbing, dan lain-lain.
      3. Fonetik auditoris: manfaatnya untuk mempelajari dan mengetahui bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara.
      Contoh pemanfaatannya:
      Jenis fonetik ini pemanfaatannya cenderung masuk bidang neurologi ilmu kedokteran. Yaitu sebuah spesialisasi di bidang kedokteran yang memiliki fokus pada otak dan sistem saraf.

      Hapus
  9. Nama saya Widya Pratiwi NIM 1610116120018, Apa hubungannya Diantara 3 jenis Fonetik terhadap Fonologi?
    Kunjungi blog saya widyapratiwi338.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Retno Sari Maulida
      NIM : 1610116220020
      Saya mewakili kelompok 2 akan menjawab pertanyaan dari Widya Pratiwi.

      Hubungannya adalah agar kita mengetahui bagaimana cara manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia. Hal ini berguna pada pengajaran diksi, penguasaan ujaran bunyi-bunyi bahasa asing, perbaikan kualitas bertutur bagi mereka yang menghadapi masalah kurang daya pendengarannya.

      Hapus
  10. Nama saya Syirmadinah
    Nim 1610116120017
    Fisiologi suatu bidang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang fungsi fisiologi manusia.
    Sebutkan apa fungsi fisiologi manusia tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Retno Sari Maulida
      NIM : 1610116220020
      Saya mewakili kelompok 2 akan menjawab pertanyaan dari Syirmadinah.

      Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi bagian-bagian tubuh dan tubuh secara keseluruhan. Fisiologi juga merupakan ilmu mekanis, fisik, dan biokimia fungsi manusia yang sehat,organ-organ mereka, dan sel-sel yang tersusun. Tingkat utama fokus dari fisiologi adalah pada tingkat organ dan sistem. Fungsi dari fisiologi ini adalah kita dapat mengetahui dan belajar tentang fungsi sistem kehidupan.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  11. Assalamualaikum
    Saya Wulan Suci Prihatiningtias BS.
    NIM : 1610116120019, dari kelompok 1
    sebaiknya jenis fonetik manakah yang harus mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kaji secara mendalam ? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam.
      Saya Rana Najmi Soraya
      NIM 1610116220018 mewakili kelompok 2 akan menjawab pertanyaan. Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia. Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan bidang fisika, dan fonetik auditoris berkenaan dengan bidang kedokteran.

      Hapus
  12. Assalamualaikum
    Nama saya Nia Riski (1610116220012)
    Saya perwakilan dari kelompok 6 ingin bertanya, kenapa artikulasi seseorang bisa pelan dan bahkan bisa tidak jelas? Dan jelaskan akibatnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. Waalaikumsalam.wr.wb
      Nama Saya Ainun Purnama Laili
      NIM: 1610116120003
      mewakili kelompok 2.
      Ada beberapa faktor yang menyebabkan artikulasi seseorang bisa pelan atau tidak jelas antara lain:
      1. Gangguan artikulasi yang disebabkan oleh kanker mulut dan kerongkongan, kecelakaan, bawaan lahir (seprti celah bibir), atau faktor lain yang mengakibatkan rusaknya organ bicara.
      2. Faktor neurologis seperti dysarthia yaitu gangguan motorik yang diakibatkan oleh lesi pada otak di daerah yang bertanggung jawab untuk pengendalian gerakan otot yang dibutuhkan untuk berbicara. Dysarthia umumnya ditemukan pada orang yang pernah mengalami stroke dan tumor. Mereka biasanya mengalami serak parau atau tidak dapat berbicara sana sekali.
      3. Gangguan artikulasi yang terjadi karena faktor gugup atau kecemasan yang ada di dalam diri seseorang. Biasanya terjadi ketika seseorang berbicara di depan umum.
      Akibat dari artikulasi seseorang yang tidak jelas atau pelan adalah sulit bagi orang lain untuk mendengar dan memahami apa yang disampaikan oleh orang yang mengalami gangguan artikulasi tersebut sehingga komunikasi kurang dapat berjalan dengan baik dan lancar.

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Assalamualaikum
    Saya NADILA/1610116220009/Kelompok7

    Saya ingin bertanya
    Jika kalian dihadapkan dengan suatu persoalan dengan seorang anak yang kesulitan berbicara dan mendengar, sebagai calon guru,menurut kalian jenis fonetik mana yang paling tepat di ajarkan untuk persoalan tersebut?

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Rizka Khairunnisa
      Nim : 1610116220022
      Saya perwakilan dari kelompok 2. Perlu diketahui bahwa fonetik adalah ilmu dalam linguistik yang mempelajari atau menyelidiki bunyi bahasa yang diproduksi manusia.
      Setiap manusia yang dilahirkan di Bumi Allah, Allah telah menganugerahi kemampuan berbicara atau bertutur, kecuali bagi seseorang yang mempunyai “kekhususan”, misalnya orang bisu dan tuli. Kemampuan berbicara ini akan sendirinya berkembang sesuai tahap perkembangan manusia yang diperolehnya sesuai dengan tingkatan usianya, yaitu dari sejakbayi, anak-anak, remaja hingga dewasa.

      Kemampuan berbicara atau bertutur antar masing-masing orang berbeda. Misalnya seorang bayi mengucapkan bunyi berbeda dengan bayi lainnya. Interaksi dengan seseorang di sekitarnya atau di sekelilingnya akan mempengaruhi pemerolehan bunyi bahasanya. Lebih banyak interaksi yang dilakukan, lebih cepat pemerolehan (bunyi) bahasa seorang bayi.

      Salah satu kecenderungan yang menyalahi hukum bahasa adalah apabila orang tua dan orang di lingkungan bayi itu menggunakan pengucapan yang menirukan ucapan bayi sebagai tanda sayang pada bayi tersebut. Misalnya, kata “sayang” diucapkan menjadi kata “cayang”. Kebiasaan seperti ini tentunya akan mempengaruhi penerimaan bayi tersebut dan berakhir pada pemerolehan ujaran dengan tidak sempurna ucapannya.

      Jadi sebaiknya orang tua harus memperkenalkan perkataan yang tepat bunyinya kepada bayi mereka. Agar nantinya secara bertahap setelah bayi bertambah umurnya system tutut kata bayi akan lebih mudah dilakukan. 

      Jadi, semua jenis fonetik harus diterapkan pada anak tersebut agar terlatih dalam mendengar dan menghasilkan bunyi.

      Hapus