Kamis, 23 Maret 2017

Tugas fonologi kelompok 5

                                FONOLOGI
Unsur Suprasegmental
Silabel

Dosen Pembimbing : Noor Cahaya, M.Pd.




DI SUSUN OLEH :
Kelompok 5

Ferenna 1610116120006
Gita Amalia 1610116220003
Muhamad Rahmad Dani 1610116110020
Nadhia Clara Febryanti 1610116120010
Nurhalisa Sapitri 1610116220016  
                                                               
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN 2016/2017




KATA PENGANTAR

Rasa syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Memberi Petunjuk. Berkat Hidayah-Nya penyusun dapat merampungkan makalah yang berjudul Unsur Suprasegmental dan Silabel.
Terimakasih yang sebesar-besarnya buat Ibu Noor Cahaya, M.Pd. selaku dosen pembimbing.
Kami sebagai penyusun minta maaf yang sebesar-besarnya jika dalam makalah yang kami sajikan masih terdapat banyak kekurangan, dan semoga makalah ini dapat memberi manfaat buat para pembaca.



      Banjarmasin, Maret 2017


Penyusun











Unsur suprasegmental dan Silabel

2.1 Lafal
Lafal ialah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa (Kridalaksana 1993:124). Dalam bahasa tulis, lafal tidak terlihat dengan jelas. Lafal lebih tercermin dalam bahasa lisan. Misalnya kata tepat berbeda dengan cepat, guna berbeda dengan tuna, kerak berbeda dengan gerak.
Berbeda dengan sistem tata tulis yang di atur dalam Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (EYD) yang harus dipatuhi setiap pemakai bahasa tulis bahasa Indonesia sebagai ukuran bakunya.

2.2 Tekanan
Tekanan atau stres menyangkut masalah keras lemah nya bunyi. Suatu bunyi segmental yang diucapkan dengan arus udara yang kuat sehingga menyebabkan amplitudonya menyebar, pasti diberangi dengan tekanan keras.
Sebaliknya,sebuah bunyi segmental yang diucapkan dengan arus udara yang tidak kuat, sehingga amplitudonya menyempit pasti di seberangi dengan tekanan lunak. Tekanan ini mungkin terjadi secara sporadis; mungkin juga telah berpola, mungkin juga bersifat disningtif artinya dapat membedakan makna tapi juga bisa tidak. Dalam bahasa indonesia tekanan dapat membedakan makna. Tekanan tidak berperan pada tingkat fonemis tapi berperan pada tingkat sintaksis, karena dapat membedakan makna.

2.3 Tinggi-Rendah (Nada)
Menurut Muslich (2010) ketika bunyi-bunyi segmental diucapkan selalu melibatkan nada, baik nada tinggi, sedang, maupun rendah. Hal ini desebabkan oleh adanya faktor ketegangan pita suara, arus udara, dan posisi pita suara ketika bunyi itu diucapkan. Makin tegang pita suara, yang disebabkan oleh kenaikan arus udara dari paru-paru, makin tinggi pula nada bunyi tersebut. Begitu juga, posisi pita suara. Pita suara yang bergetar lebih cepat akan menentukan tinggi nada suara ketika berfonasi.
Dalam bahasa Tonal seperti bahasa Thai dam bahasa Vietnam, nada bersifat fonemis, artinya dapat membedakan makna kata. Dalam bahasa Tonal, biasanya dikenal ada lima macam nada, yaitu:


a.       Nada naik atau meninggi yang biasanya diberi tanda garis ke atas (/).
b.      Nada datar yang biasanya diberi tanda lurus mendatar (−).
c.       Nada turun atau merendah yang biasanya diberi tanda garis  menurun (\).
d.      Nada turun naik yakni nada yang merendah kemudian meninggi, biasanya diberi tanda garis seperti (˅).
e.       Nada naik turun yaitu nada yang meninggi lalu merendah, biasanya diberi tanda seperti (˄).

2.4  Jeda
Jeda ialah hentian dalam ujaran yang sering terjadi di depan unsur yang memunyai isi informasi yang tinggi atau kemungkinan yang rendah (Kridalaksana 1993:88). Biasa dikenal yang lebih ringkas yaitu hentian sebentar dalam ujaran. Jeda dapat bersifat penuh dan sementara. Biasanya dibedakan adanya sendi dalam (internal juncture) dan sendi luar (open juncture)
Sendi dalam menunjukkan batas antara satu silabel dengan silabel yang lain. Batas silabel biasanya ditandai (+). Contoh:
[am+bil]
Sendi luar menunjukkan batas yang lebih besar dari silabel. Dalam hal ini biasanya dibedakan adanya:
Jeda antarkata dalam frase, ditandai dengan garis miring tunggal (/)
Jeda antarfrase dalam klausa, ditandai dangan garis miring ganda (//)
Jeda antrakalimat dalam wacana/ paragraf, ditandai dengan garis silang ganda (#)
Tekanan dan jeda dalam bahas indonesia sangat penting karena tekanan dan jeda itu dapat mengubah makna kalimat contoh:
#buku// sejarah / baru #
#buku/ sejarah // baru #
Kalimat pertaman bermakna ‘buku mengenai sejarah baru’; sedangakn kalimat kedua bermakna ‘buku baru mengenai sejarah’.
2.5 Durasi
Durasi berkaitan dengan masalah panjang pendeknya atau lama singkatnya suatu buni diucapkan. Tanda untuk bunyi panjang adalah titik dua di sebelah kanan bunyi yang diucapkan (....:); atau tanda garis keci di atas bunyi segmental yang di ucapkan (-). Dalam bahasa indonesia durasi ini tidak bersifat fonemis, tidak dapat membedakan makna tetapi dalam bahasa arab, unsur ini bersifat fonemis.
2.5 Suku Kata (Silabel)
Pengertian
Silabel atai suku kata adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran. Satu silabel biasanya melibatkan satu bunyi vokal, atau satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel sebagai satuan ritmis terkecil mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas) yang biasanya jatuh pada sebuah bunyi vokal (Chaer, 1994:123). Kenyaringan atau sonoritas, yang menjadi puncak silabel terjadi karena adanya ruang resonasi berupa rongga mulut, rongga hidung, atau rongga-rongga lain di dalam kepala atau dada.
Bunyi yang paling banyak menggunakan ruang resonasi itu adalah bunyi vokal, dan bukan bunyi konsonan. Karena itulah, yang dapat disebut bunyi silabis atau puncak silabis adalah bunyi vokal.
Silabel atau suku kata ialah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Silabel dalam bahasa yunaninya (sullabe )
Contoh silabel :
Jika sebuah konsonan diapit dua vokal maka konsonan tersebut ikut vokal
dibelakangnya misalnya kata ibu jika di pisahkan jadi i-bu
Awalan dan akhiran harus dituliskan tercerai dari kata dasar misalnya
Kata memperbaiki, jika di pisahkan jadi mem-per-ba-ik-i
Jika dua konsonan diapit dua vokal, maka kedua vokal tersebut harus diceraikan
Misalnya kata bantu jika di pisahkan jadi ban-tu
Pola Suku Kata
Pola suku kata Bahasa Indonesia sebagai berikut :
V                     .seperti [i] pada kata [i+ni]
KV                  .seperti [la] pada kata [la+ut]
VK                  .seperti [am] pada kata [am+bil]
KVK               .seperti [but] pada kata [se+but]
KKV               .seperti [kla] pada kata [kla+sik]
KKVK            .seperti [trak] pada kata [trak+tor]
KVKK            .seperti [teks] pada kata [kon+teks]
KKKV            .seperti [stra] pada kata [stra+te+gi]
KKVKK         .seperti [pleks]   pada kata [kom+pleks]
KKKVK         .seperti [stuk] pada kata [struk+tur]
VKK               .seperti [eks] pada kata [ekspor]

3.1 Kesimpulan
Fonem adalah bunyi, dan bunyi, menurut bisa terpisah-tidaknya, terbagi menjadi dua: segmental dan suprasegmental. Segmental adalah fonem yang bisa dibagi. Contohnya, ketika kita mengucapkan “Bahasa”, maka nomina yang dibunyikan tersebut (baca: fonem), bisa dibagi menjadi tiga suku kata: ba-ha-sa. Atau dibagi menjadi lebih kecil lagi sehingga menjadi  : b-a-h-a-s-a.
Sedangkan suprasegmental adalah sesuatu yang menyertai fonem tersebut, yaitu berupa tekanan suara (intonation), panjang-pendek (pitch), dan getaran suara yang menunjukkan emosi tertentu.

Bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang bisa disegmen-segmenkan, diruas-ruaskan, atau dipisah-pisahkan, misalnya senua bunyi vokoid dan kontoid. Bagian bunyi tersebut memiliki unsur-unsur bunyi bahasa yang menyertai pengucapan. Unsur-unsur bunyi bahasa itu antara lain : lafal, tekanan, intonasi, dan jeda.
Suku kata disebut juga silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtutan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan (sonoritas)yang atuh pada vokal.


DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2003. Lingusitik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.  Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia  Marsono. 1999. Fonetik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Zainuddin. 1992.  Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
http://www.na2ngismail.net/2011/03/unsur-suprasegmental.html

24 komentar:

  1. Nama : Raudhatul Mardhiyah
    NIM : 1610116220019
    tolong berikan contoh dari kelima macam nada (nada naik, nada datar, nada turun, nada turun naik, dan nada naik turun) . terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nadhia Clara Febryanti
      NIM : 1610116120010

      contoh dari kelima macam nada
      a. Nada naik atau meninggi biasanya seperi kita mengucapkan kata (apa!) dengan nada yang lantang.
      b. Nada datar biasanya seperti kita mengucapkan kalimat (iya tidak apa-apa)kalimat tersebut biasanya diucapkan dengan suara yang datar.
      c. Nada turun atau merendah seperti kita mengucapkan kalimat (apakah kamu sakit) bunyi pengucapan seperti ini biasanya tidak di ucapkan naik
      ataupun turun tetapi hanya datar.
      d. Nada turun naik: nada yang merendah lalu meninggi nada ini biasanya di ucapkan seperti (“Lha? Interval nada itu apa? Makin ribet aja nih!”) ketika kita mengucapkan kalimat ini kita akan bisa merasakan turun naiknya nada tersebut.
      e. Nada naik turun: nada yang meninggi lalu merendah, yaitu seperti contoh kalimat ini (tidak! seharusnya saya yang meminta maaf ibu) ketika mulai pengucapan kata tidak! itu naik dan seharusnya saya yang meminta maaf itu menjadi nada turun.

      Hapus
  2. Assalamualaikum.wr.wb
    Nama: Uswatun hasanah
    NIM: 1610116220026
    Perwakilan dari kelompok 6
    Saya ingin bertanya. Jelaskan apa yang dimaksud Jeda dapat bersifat penuh dan sementara !

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nurhalisa Sapitri
      Nim: 1610116220016
      Saya perwakilan Kelompok 5 akan menjawab pertanyaan dari Uswatun Hasanah.
      sendi Luar adalah jeda yang bersifat penuh. sendi luar memberikan jeda antarkata dalam Frase, antarfrase dalam klausa, dan antarkalimat dalam wacana. Contohnya:
      #Nita/membeli/buku/sejara//baru#
      sendi dalam merupakan jeda yang bersifat sementara. sendi dalam menunjukkan batas antara suku kata dengan suku kata lain. Contohnya
      (ma+kan)

      Hapus
  3. Saya Ulfi yanti (1610116220024) perwakilan kelompok 8 . Bunyi-bunyi bahasa ketika diucapkan ada yang bisa disegmen-segmenkan, diruas-ruaskan, atau dipisah-pisahkan, misalnya senua bunyi vokoid dan kontoid. Yang saya ingin tanyakan yg dimaksud bunyi vokoid dan kontoid itu apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Gita Amalia
      NIM :1610116220003
      Yang dimaksud dengan bunyi vokoid dalah bunyi yang dihasilkan dengan adanya pelonggaran udara yang keluar dari dalam paru-paru tanpa mendapat halangan. Sedangkan yang dimaksud dengan bunyi kontoid dalah bunyi bahasa yang dihasilkan oleh arus udara dari paru-paru yang mendapat hambatan di rongga mulut oleh artikulasi.

      Hapus
  4. Nama : Rizka Khairunnisa
    Nim : 1610116220022
    Perwakilan dari kelompok 2
    Apakah unsur tekanan dalam suprasegmental mempengaruhi cara pengucapan bunyi seseorang? Dan tolong sebutkan contoh unsur tekanan dalam suprasrgmental pada kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Gita Amalia
      NIM:1610116220003
      Iya, unsur tekanan mempengaruhi cara pengucapan bunyi seseorang karena unsur tekanan dapat membedakan suatu makna. Sebagai contoh dalam kalimat “Dia mengambil pensil itu”, kalau tekanan diberikan pada kata dia, maka berarti yang mengambil pensil itu adalah dia, dan bukan orang lain. Dan kalau tekanan diberikan pada kata itu,maka akan berarti yang diambil adalah pensil itu bukan pensil ini.

      Hapus
  5. Nama: Syirmadinah
    Nim: 1610116120017
    Mengapa bunyi yang paling banyak menggunakan ruang resonasi itu adalah bunyi vokal. jelaskan!

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nurhalisa Sapitri
      Nim: 1610116220016
      Silabel adalah satuan ritmis terkecil dalam suatu arus ujaran atau runtunan bunyi ujaran. Satu silabel biasanya meliputi satu vokal dan satu konsonan atau lebih. Silabel mempunyai puncak kenyaringan atau sonoritas yang biasanya jatuh pada sebuah vokal. Hal ini terjadi karena adanya ruang resonansi berupa rongga mulut, rongga hidung atau rongga-rongga lain di kepala dan dada. puncak silabis adalah bunyi vokal karena itu Bunyi yang paling banyak menggunakan ruang resonansi adalah bunyi vokal.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Nama:Rizky Aulianor
    Nim:1610116220023
    Tekanan tidak berperan pada tingkat fonemis tapi berperan pada tingkat sintaksis, karena dapat membedakan makna.jadi mengapa tekanan hanya berperan pada tingkat sintaksis !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama: Nurhalisa Sapitri
      Nim: 1610116220016
      saya perwakilan kelompok 5 akan menjawab pertanyaan dari Rizky Aulianor.
      karena pada fonemis cara membedakan makna melalui analisa bunyi. sedangkan sintaksis membedakan makna melalui tuturan yang dapat dilakukan melalui tekanan pada kalimat yang diucapkan. Contohnya:
      pada kalimat "Dia menangkap ayam itu" kalau tekanan diberikat pada kata dia, maka berarti yang menangkap ayam itu adalah dia bukan orang lain. jika diberi tekanan pada kata menangkap maka ayam itu ditangkap. bukan disembelih atau perbuatan lain. jika diberi tekanan pada kata ayam. maka yang ditangkap adalah ayam bukan binatang lain.

      Hapus
  8. Assalamualaikum wr.wb.

    Nama :Habibah
    NIM :1610116220004

    Apa yang dimaksud dengan tekanan yang terjadi secara sporadis dan tolong contohkan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : ferenna
      Nim : 1610116120006

      Tekanan ini mungkin terjadi secara sporadis; mungkin juga telah berpola, mungkin juga bersifat distingtif artinya dapat membedakan makna; tapi mungkin juga tidak distingtif.[4]
      Contoh: kata LARI = (LA+RI),
      Dari contoh berbahasa indonesia diatas ada dua penggalan kata yakni la dan ri kita merasakan bahwa penggalan kata pertama la mendapat tekanan yang lebih dari penggalan kedua (ri). Dan jika kita memberikan imbuhan akhiran –kan maka menjadi larikan maka tekanan yang lebih kuat berpindah ke penggalan terakhir yakni (kan). Begitu juga jika kita menambahkan imbuhan –di maka menjadi “dilarikan”. Tanpa terasa tekanan berpindah ke penggalan “ri”.

      Hapus
  9. Assalamualaikum wr.wb.
    nama saya wulan suci perihatiningtias (1610116120019)dari kelompok 1
    dapatkah kalian menjelaskan dan berikan contohnya secara singkat dan jelas apa yang dimaksud Pola suku kata Bahasa Indonesia.
    terimakasih ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Ferenna
      Nim:1610116120006

      Dalam menguraikan sebuah kata menjadi suku kata ada pola-pola tertentu yang dapat diikuti
      Diantaranya pola satu vokal [V] seperti kata ibu menjadi i-bu,pola vokal konsonan [VK] seperti
      Kata anjing menjadi anjing, pola konsonan vokal [KV] seperti kata punah menjadi pu-nah, pola
      Konsonan vokal konsonan [KVK] seperti kata sumber menjadi sum-ber, pola konsonan
      Konsonan vokal [KKV] seperti kata drama menjadi dra-ma, pola konsonan konsonan vokal
      Konsonan [KKVK] seperti kata praktik menjadi prak-tik, pola konsonan konsonan konsonan
      Vokal [KKKV] seperti kata strata menjadi stra-ta, pola konsonan vokal konsonan konsonan
      [KVKK] seperti kata tekstil menjadi teks-til, pola konsonan vokal konsonan konsonan konsonan
      [KVKKK] seperti kata korps menjadi korps, pola konsonan konsonan konsonan vokal konsonan
      [KKKVK] seperti kata struktur menjadi struk-tur, dan pola konsonan konsonan vokal konsonan
      Konsonan [KKVKK] seperti kata kompleks menjadi kom-pleks.

      Hapus
  10. Nama : Nur Halimah
    NIM : 1610116220013
    perwakilan dari kelompok 4

    mengapa dalam bahasa indonesia durasi ini tidak bersifat fonemis? Jelaskan!
    Terima Kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. NAMA :Muhamad Rahmad Dani
      NIM :1610116110020

      Durasi tidak bersifat fonemis karena durasi tidak membedakan makna, durasi panjang atau pendek dalam fonemis tidak membedakan makna. Kecuali dalam bahasa arab durasi dapat membendakan makna karena panjang pendeknya bacaan yang diucapkan

      Hapus
  11. Assalamu'alaikum.wr.wb
    Nama : Nahdiani
    NIM : 1610116220010
    Perwakilan kelompok 7

    Bisa kalian contohkan bagaimana Tekanan ini mungkin terjadi secara sporadis; mungkin juga telah berpola, mungkin juga bersifat disningtif artinya dapat membedakan makna tapi juga bisa tidak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Nadhia Clara Febryanti
      NIM : 1610116120010
      Dalam tuntunan bahasa, ada sejumlah vonem yang dilafalkan tidak sesuai dengan lafal yang tepat sehingga lafal tersebut tidak baku.
      Contoh :
      Ijin = Izin
      Pitnah = Fitnah
      Rejeki = Rezeki

      Pengertian Tekanan
      Tekanan atau nada adalah tinggi rendahnya pengucapan suatu kata. Dalam hal ini nada berfungsi untuk member tekanan khusus pada kata-kata tertentu.
      Contoh :
      Saya membaca buku Bahasa Indonesia.

      Pengertian Intonasi
      Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Intonasi berfungsi sebagai pembentuk makna kalimat.
      Contoh :
      Apa maksudnya?
      Kita harus rajin belajar.
      Tutup pintunya!
      "Besok pagi tugas ini harus selesai," kata kakak
      Dari kalimat diatas kita bisa memperhatikan lagu kalimat, kita dapat menentukan intonasinya sebagai berikut:
      Naik, Datar, Naik, dan Turun.
      Pengertian Jeda
      Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi ke dalam 3 jenis yaitu :
      Jeda panjang ( . ) titik
      Jeda sedang ( , ) koma
      Jeda pendek ( _ ) spasi
      Contoh:
      Kata ayah. Ibu cantik.
      Kata ayah, ibu cantik.
      Kata ayah ibu cantik.
      Tekanan merupakan suatu jenis unsur supra segmental yang ditandai oleh keras atau lembutnya arus ditentukan oleh amplitudo getaran yang dihasilkan oleh tenaga yang lebih kuat atau lebih lemah. Untuk menandai hal yang dianggap lebih penting dari yang lain biasanya juga digunakan tekanan tertentu pada kalimat yang diucapkan.
      Ada bahasa yang memiliki tekanan yang bersifat distingtif atau berfungsi membedakan arti, dan ada yang bersifat nondistingtif atau tekanan yang tidak membedakan arti, dalam hal ini bahasa Indonesia dan bahasa Jawa bersifat nondistingtif. Walaupun tekanan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa tidak bersifat distingtif, tidak berarti bahwa kata-kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa tidak mengandung tekanan. Setiap ujaran dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jawa mempunyai tekanan suara/ nada, terutama pada misng-masing kata atau kalimat. Tekanan tersebut bergantung pada pentingnya kata atau kalimat berdasarkan situasi yang terjadi pada si pembaca. Secara umum dikenal tiga jenis tekanan dalam bahasa Indonesia, ialah tekanan waktu/ tempo (tekanan ini diukur dari situasi pembicaranya), Tekanan dinamika emfasis (tekanan keras atau sepatah kata yang dipentingkan dalam kalimat atau dalam pembicaraan), Tekanan dinamik silabis (adalah tekanan dinamik yang terdapat dalam salah satu kata).
      tekanan atau stres menyangkut masalah keras lemahnya bunyi. Suatu bunyi segmental yang diucapkan dengan arus udara yang kuat sehingga menyebabkan amplitudonya melebar, pasti dibarengi dengan tekanan keras. Sebaliknya, sebuah bunyi segmental yang diucapkan dengan arus udara yang tidak kuat, sehingga amplitudonya menyempit pasti dibarengi dengan tekanan lunak. Tekanan ini mungkin terjadi secara sporadis.

      Hapus
  12. Widya Pratiwi 1610116120018
    perwakilan kel.1
    apa manfaat mempelajari suprasegmental dan silabel sebagai guru bahasa indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Muhamad Rahmad Dani
      Nim : 1610116110020
      Unsur Suprasegmental
      Dalam arus ujaran itu, ada bunyi yang dapat disegmentasikan, sehingga disebut bunyi segmental; tetapi yang berkenaan dengan keras lembut, panjang pendek, dan jeda bunyi tidak dapat disegmentasikan. Bagian dari bunyi tersebut disebut bunyi suprasegmental atau prosodi (Abdul Chaer 2003:120). Bagian bunyi tersebut memiliki unsur-unsur bunyi bahasa yang menyertai pengucapan. Unsur-unsur bunyi bahasa. setelah memprlajari suprasegmental kita jadibtau
      1. lafal,
      2. tekanan,
      3. intonasi, dan
      4. jeda.

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus