Dosen Pengampu: Noor Cahaya, M.Pd
Mata Kuliah: FONOLOGI
Disusun oleh:
Ahmad Nugroho (1610116110002)
Fitri Syahbana (1610116120007)
M. Malik Amrullah (1610116210008)
Ulfi Yanti (1610116220024)
Ulya Sorraya (1610116220025)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Lambung Mangkurat 2016/2017
PENGERTIAN GRAFEM DAN GRAFEM PADA FONEM
Pengertian Grafem
Grafem (bahasa Yunani: γράφω, gráphō, "menulis") adalah satuan unit terkecil sebagai pembeda dalam sebuah sistem aksara. Contoh grafem antara lain adalah huruf alfabet, aksara Tionghoa, angka, tanda baca, serta simbol dari sistem penulisan lain. Satu grafem dapat dipetakan tepat pada satu fonem, meskipun cukup banyak sistem ejaan yang memetakan beberapa grafem untuk satu fonem (misalnya grafem <n> dan <g> untuk fonem /ŋ/) atau sebaliknya, satu grafem untuk beberapa fonem (misalnya grafem <e> untuk fonem /e/ dan /ə/).
Grafem adalah sistem pelambangan bunyi alih-alih disebut sistem ejaan yang pada dasarnya grafem adalah huruf. Grafem ada dua macam, yaitu grafem yang mengikuti sistem fonetis dan grafem yang mengikuti sistem fonemis. Grafem yang mengikuti sistem fonetis lebih popular disebut ejaan fonetis ini melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk huruf. Oleh karena itu, jumlah bunyi yang dilambangkan relative lebih banyak dari jumlah huruf yang terdapat dalam alphabet. Sementara itu, grafem yang mengikuti sistem fonemis lebih popular disebut ejaan fonemis ini melambangkan fonem-fonem bahasa tertentu dalam bentuk huruf. Jadi, pelambangan disesuaikan dengan bunyi-bunyi yang membedakan makna.
Grafem pada Fonem
Lambang huruf, grafem merujuk ke huruf atau gabungan huruf sebagai aturan pelambang fonem di dalam satu ejaan.
Contoh : kata tanggal terdiri dari tujuh huruf, yaitu t-a-n-g-g-a-l, tetapi grafemnya hanya enam, yaitu <t>, <a>, <ng>, <g>, <a>, <l>.
Menurut pedoman EYD grafem-grafem untuk fonem-fonem bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Grafem fonem vokal
Fonem
Alofon
Grafem
Contoh
Awal
Tengah
Akhir
/i/
[i]
[I]
<i>
i.tu
a.pik
a.pi
/e/
[e]
[ɛ]
<e>
e.kor
mo.nyet
sa.te
/∂/
[∂]
<e>
e.mas
ke.ra
ka.de
/u/
[u]
[U]
<u>
u.ji
da.pur
la.gu
/o/
[o]
[ﬤ]
<o>
o.bat
e.kor
bak.so
/a/
[a]
<a>
a.pi
pi.sah
lu.pa
2. Grafem fonem diftong
Fonem
Grafem
Contoh
Awal
Tengah
Akhir
/aw/
<au>
au.la
_
pu.lau
/ay/
<ai>
_
_
lan.dai
/oy/
<oi>
_
_
se.koi
/ey/
<ei>
_
_
sur.vei
3. Grafem fonem konsonan
Fonem
Alofon
Grafem
Contoh
Awal
Tengah
Akhir
/b/
[b]
[p]
<b>
ba.ku
re.but
ja.wab
/p/
[p]
<p>
pa.ku
ba.pak
si.kap
/m/
[m]
<m>
mu.ka
a.man
da.lam
/w/
[w]
<w>
<u>
wa.ris
_
a.wan
_
_
li.mau
/f/
[f]
<f>
<v>
fa.sih
vi.ta.min
si.fat
av.tur
ak.tif
_
/d/
[d]
[t]
<d>
da.ta
a.dat
a.bad
/t/
[t]
<t>
ta.ri
ba.tik
de.kat
/n/
[n]
<n>
na.si
ta.nam
ja.lan
/l/
[l]
<l>
la.ri
ma.lam
ba.tal
/r/
[r]
<r>
ra.sa
ke.ras
be.nar
/z/
[z]
<z>
za.kat
ra.zia
a.ziz
/s/
[s]
<s>
sa.kit
a.sap
ba.las
/ʃ/
[ʃ]
<sy>
sya.hid
a.syar
a.rasy
/ñ/
[ñ]
<ny>
nya.la
ba.nyak
_
/j/
[j]
<j>
ja.la
a.jal
_
/c/
[c]
<c>
ca.ri
a.car
_
/y/
[y]
<y>
<i>
ya.tim
_
a.yun
_
_
la.lai
/g/
[g]
<g>
gi.la
la.gu
_
[k]
<k>
_
_
gu.dek
/k/
[k]
<k>
ki.ra
a.kal
ja.rak
/ᶇ/
[ᶇ]
<ng>
nga.nga
a.ngin
a.bang
/x/
[x]
<kh>
khas
a.khir
ta.rikh
/h/
[h]
<h>
ha.bis
ba.hu
su.dah
/?/
[?]
<k>
<Ø>
_
_
nik.mat
sa.at
ba.pak
_
4. Lambang unsur suprasegmental
Unsur suprasegmental yang berupa tekanan, nada, durasi, dan jeda karena tidak bersifat fonemis tidak diberi lambang apa-apa; tetapi unsur intonasi yang dapat mengubah makna kalimat diberi lambang berupa tanda baca, yaitu:
1) Untuk kalimat deklaratif diberi tanda baca titik (.).
2) Untuk kalimat interogatif diberi tanda baca tanda tanya (?).
3) Kutuk kalimat imperatif diberi tanda baca tanda seru (!).
4) Untuk kalimat interaktif diberi tanda baca tanda seru (!).
5) Untuk menandai bagian-bagian kalimat digunakan tanda koma (,) dan tanda titik koma (;).
PENJELASAN
Grafem <e> digunakan untuk melambangkan dua buah fonem, yaitu fonem vokal /e/ dan /∂/.
Fonem diftong /aw/ dilambangkan dengan gaabungan grafem <au> yang dapat menduduki posisi awal dan akhir kata, fonem diftong /ay/ dilambangkan dengan gabungan grafem <oi>, dan fonem diftong /ey/ dilambangkan dengan gabungan grafem <ei>. Ketiga diftong terakhir hanya menduduki posisi akhir kata.
Grafem <p> selain digunakan untuk melambangkan fonem /p/, juga dipakai untuk melambangkan fonem /d/ sebagai koda dari sebuah silabel.
Grafem <t> selain digunakan untuk melambangkan fonem /t/ juga digunakan untuk melambangkan fonem /d/ sebagai koda dari sebuah silabel.
Grafem <v> digunakan juga untuk melambangkan fonem /f/ karena menyesuaikan dengan ejaan asli unsur leksikal yang diserap.
Grafem <k> selain untuk melambangkan fonem /k/ digunakan juga untuk melambangkan fonem /g/ yang berposisi sebagai koda dalam satu silabel.
Grafem <n> selain digunakan untuk melambangkan fonem /n/, juga digunakan untuk melambangkan fonem /ñ/ pada posisi di muka fonem konsonan /j/ dan /c/.
Gabungan grafem masih digunakan, yaitu gabungan grafem <ng> untuk melambangkan fonem /ŋ/, gabungan grafem <ny> untuk melambangkan fonem /ñ/, dan gabungan grafem <kh> untuk melambangkan fonem /x/.
Fonem hambatan glotal /?/ dilambangkan dengan grafem <k>; tetapi hambat glotal /?/ yang bukan fonem tidak dilambangkan.
Bunyi luncuran atau glider [w] dan [y] tidak dilambangkan dengan grafem apa-apa.
Assalamualaikum
BalasHapusSaya ahmad fitriadi dengan nim 1610116110001 perwakilan dari kelompok 3 , saya disini ingin bertanya tentang penjelasan grafem yang sudah kaliam jelaskan di atas , di atas tadi ada penjelasan mengenai dua macam grafem yaitu grafem yang mengikuti sistem fonetis dan grafem yang mengikuti sistem fonemis.
Yang saya ingin tanyakan adalah berikan contoh dari kedua macam tersebut??
Makasih atas perhatiannya
Waalaikumsallam
HapusSaya Fitri Syahbana (1610116120007) perwakilan dari kelompok 8 akan menjawab pertanyaan dari Ahmad Fitriadi tentang contoh dari grafem yang mengikuti sistem fonetis dan grafem yang mengikuti sistem fonemis. Contonya:
1. Grafem yang mengikuti sistem fonetis = dari kata (untuk) menjadi (oentoe')
2. Grafem yang mengikuti sistem fonemis = dari kata (makhluk) menjadi (maxluk)
Terimakasih telah bertanya
Assalamualaikum
BalasHapusSaya ahmad fitriadi dengan nim 1610116110001 perwakilan dari kelompok 3 , saya disini ingin bertanya tentang penjelasan grafem yang sudah kaliam jelaskan di atas , di atas tadi ada penjelasan mengenai dua macam grafem yaitu grafem yang mengikuti sistem fonetis dan grafem yang mengikuti sistem fonemis.
Yang saya ingin tanyakan adalah berikan contoh dari kedua macam tersebut??
Makasih atas perhatiannya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Ainun Purnama Laili
BalasHapusNIM: 1610116120003
Mewakili kelompok 2.
Apa yang dimaksud dengan kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan interaktif? Berikan masing-masing contohnya!
Terimakasih.
Saya Fitri Syahbana (1610116120007) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Ainun Purnama Laili yang pertanyaannya tentang Apa yang dimaksud dengan kalimat deklaratif, interogatif, imperatif, dan interaktif? Berikan masing-masing contohnya!
HapusJawab:
1. KALIMAT DEKLARATIF adalah kalimat berisi suatu pernyataan yang berfungsi untuk memberi informasi atau berita tentang sesuatu hal.
Contoh Kalimat Deklaratif :
- Orang tua saya telah kembali dari Mekkah
- Tadi pagi ada kecelakaan motor di depan rumah ani
- Saya akan menjenguk nenek di rumah sakit.
2. KALIMAT INTEROGATIF adalah sebagai kalimat yang di dalamnya mengandung pertanyaan. Kalimat ini berfungsi untuk menanyakan suatu informasi kepada orang lain.
Kalimat interogatif bisa dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban Ya / Tidak
Contoh :
- Apakah kamu yang membawa kambing itu?
- Apakah dia orang yang akan menikahimu?
- Apakah ayahmu seorang polisi?
2. kalimat interogatif yang membutuhkan jawaban berupa informasi.
Contoh :
- Mengapa kamu pergi dari rumah?
- Di mana kamu akan tinggal setelah ini?
- Bagaimana cara untuk membuat roti?
3. KALIMAT IMPERATIF adalah kalimat yang di dalamnya mengandung perintah. Kalimat ini berfungsi untuk meminta atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu.
Contoh Kalimat Imperatif :
- Buka gerbang rumah sebelum ayah datang
- Buanglah sampah itu pada tempatnya
- Berikanlah ia sepotong roti
4. KALIMAT INTERAKTIF adalah kalimat yang membahas suatu topik tertentu .misalnya menyatakan harapan ,merespon situasi , mengungkapkan kritik dan lain sebagainya. SETIAP KALIMAT MENGGUNAKAN 5W + 1H
yaitu :APA, SIAPA, KAPAN DIMANA, MENGAPA, dan BAGAIMANA
Contoh Kalimat Interaktif:
- Terjadi bencana longsor di sebuah pemukiman warga di dekat sungai
- Apa : apa yang terjadi disana?
- siapa : siapa saja korban dari bencana tersebut ?
- dimana ; dimana peristiwa itu terjadi ?
- mengapa : mengapa peristiwa itu bisa terjadi?
- bagaimana : Bagaimana keadaan korban bencana di pengungsian ?
Terimakasi telah bertanya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamuallaikum, saya Akbar Rizky Sholeh dari kelompok 3. Nim: 1610116210001
BalasHapusSaya ingin bertanya mengenai grafem dan fonem
Bagaimana represenasi tertulis dari grafem dan fonem. Apakah selalu sama atau tidak? Kemudian bagaimana hubungan antara satu lawan satu itu selalu sama?
Terimakasih
Assalamuallaikum, saya Akbar Rizky Sholeh dari kelompok 3. Nim: 1610116210001
BalasHapusSaya ingin bertanya mengenai grafem dan fonem
Bagaimana represenasi tertulis dari grafem dan fonem. Apakah selalu sama atau tidak? Kemudian bagaimana hubungan antara satu lawan satu itu selalu sama?
Terimakasih
Saya Muhammad Malik Amrullah (1610116210008) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Akbar Rizky Soleh.
HapusJika kita berbicara tentang fonem, kita berbicara tentang bunyi. Sedangkan jika kita berbicara tentang grafem kita berbicara tentang huruf. Grafem dituliskan di antara dua kurung siku < … >. Memang benar bahwa seringkali representasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya, untuk menyatakan benda yang dipakai untuk duduk, kita menulis kata kursi dan mengucapkannya pun /kursi/ – dari segi grafem ada lima satuan, dan dari segi fonem juga ada lima satuan. Akan tetapi, hubungan satu-lawan-satu seperti itu tidak selalu kita temukan. Grafem , misalnya, dapat mewakili fonem /e/ seperti pada kata sore dan fonem /e/ seperti pada kata besar. Sebaliknya, fonem /f/ bisa pula dinyatakan dengan dua grafem yang berbeda
Terimakasih telah bertanya
Nama : Gita Amalia
BalasHapusNIM : 1610116220003
Saya perwakilan dari kelompok 5.
Dalam penjelasan diatas tepatnya di lambang unsur suprasegmental terdapat kalimat deklaratif interogatif imperatif dan interaktif yang memiliki tanda bacanya masing masing. Pertanyaan saya apakah dalam setiap penulisan kalimat-kalimat itu harus menggunakan tanda bacanya tersebut? Jelaskan.
saya ulfi yanti (1610116220024) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Gita amalia
HapusKalimat imperatif adalah kalimat yang di dalamnya terdapat perintah maupun ajakan. Kalimat imperatif biasanya selalu diakhiri dengan tanda baca seru (!). Selain itu intonasi pada kalimat ini juga tinggi namun ada beberapa yang datar atau biasa saja.
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang di dalamnya terdapat keterangan atau pernyataan. Kalimat deklaratif bersifat informatif dan berupa kalimat berita.
Kalimat Interogatif adalah kalimat yang berisi tentang pertanyaan yang diajukan penutur kepada seseorang. Kalimat ini selalu diakhiri dengan tanda tanya (?).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusJadi tanda baca tersebut sangat berperan penting untuk intonasi pembacaan suatu kalimat dengan unsur suprasegmental
HapusNama: Nurhalisa Safitri
BalasHapusNim:1610116220016
Saya perwakilan dari kelompok 5 ingin bertanya bisa kah kalian menjelaskan dengan mudah apa itu Grafem selain digunakan untuk melambangkan fonem /n/, juga digunakan untuk melambangkan fonem /ñ/ pada posisi di muka fonem konsonan /j/ dan /c/, beserta contohnya
!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya Fitri Syahbana (1610116120007) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Nurhalisa Safitri,
HapusGrafem itu adalah salah satu cara melambangkan huruf dalam fonem.
Contoh:
Fonem /ñ/ dimuka fonem konsonan /j/: menyajikan (məñajikan)
Fonem /ñ/ dimuka fonem konsonan /c/: nyuci (ñuci).
Terimakasih telah bertanya.
Nama :Alfanida Maghfirah
BalasHapusNim :1610116220002
Perwakilan kelompok 7
Pada bagian lambang unsur suprasegmental kalimat imperatif dan interaktif memiliki lambang yang sama yaitu tanda seru (!).
Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana cara membedakan kedua kalimat tersebut.Terimakasih.
Saya Ulya Sorraya (1610116220025) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Alfanida Maghfirah. Cara membedakannya adalah kalau kalimat imperative itu lebih ke arah kalimat perintah sedangkan kalimat interaktif membahas suatu topik tertentu, misalnya menyatakan harapan, merespon situasi, dan mengungkapkan kritik, di mana di setiap kalimat menggunakan 5w+1h, dan maaf kami salah ketik, pada kalimat interaktif harusnya menggunakan tanda tanya (?) bukan tanda seru (!).
HapusTerima kasih telah bertanya.
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusNama: Nurena Mutia Puteri
NIM: 1610116220015
Dari kelompok 4
Apa yang di maksud dengan fonem hambatan glotal? Tolong jelaskan dan berikan contohnya.
Terima kasih.
Saya ulfi yanti (1610116220024) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan dari Nurena mutia puyeri
HapusFonem hambatan glotal, yaitu konsonan yang dibentuk oleh posisi pita suara sama sekali merapat sehingga menutup glotis : [?] Misalnya bunyi [o] dalam terdengar sebagai [?o] [?obat] atau [o] diglotalisasi.
Nama : Ferenna
BalasHapusNim : 1610116120006
Dari kelompok 5
Tolong jelaskan perbedaan fonem dan grafem dan berikan contohnya?
Saya Fitri Syahbana (1610116120007) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan dari Ferenna yang pertanyaannya tentang perbedaan fonem dan grafem dan contohnya
HapusJawab:
Grafem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi.
Contohnya:
Ingat = iŋat
Nyanyi = ήaήi
Pantai = pantay
Terimakasih telah bertanya
Nama saya Nur Hidayati Nim 1610116220014 dari kelompok 4
BalasHapusMenurut kalian apa yang akan terjadi apabila grafem tidak ada dalam fonologi? Apakah akan berpengaruh terhadap suatu bahasa/bunyi bahasa?
Nama saya Nur Hidayati Nim 1610116220014 dari kelompok 4
BalasHapusMenurut kalian apa yang akan terjadi apabila grafem tidak ada dalam fonologi? Apakah akan berpengaruh terhadap suatu bahasa/bunyi bahasa?
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya Ulya Sorraya (1610116220025) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan dari Nur Hidayati, menurut kami sangat berpengaruh karena apabila tidak ada grafem (huruf) maka akan ada kesulitan dalam penulisan huruf di pembelajaran fonologi dan juga akan sangat sulit sekali dalam penulisan huruf alfabet, aksara, tionghoa, angka, tanda baca, serta simbol dalam penulisan lain.
HapusTerima kasih telah bertanya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama :Monalisa
BalasHapusNIM :1610116220007
Assalamualaikum
Saya perwakilan dari kelompok 6.
Tolong jelaskan apa yang dimaksud dengan bunyi luncuran atau glider (w) dan (y) tidak dengan grafem apa-apa dan berikan contohnya.
Saya ulfi yanti (1610116220024) perwakilan kelompok 8akan menjawab pertanyaan Monalisa.
BalasHapusBunyi luncuran atau glide adalah bunyi yang mirip dengan bunyi vokal atau disebut juga dengan semi-vokal, bunyi bahasa yang memiliki ciri vokal maupun konsonan, mempunyaai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti suku kata. Alat ucapnya adalah Palatal Bilabial / labial-velar.
Contohnya :
(1) vokal u adalah vokal tinggi, belakang, bundar. Bila vokal u dibentuk dengan posisi bibir yang sempit, maka akan terbentuk bunyi [w]. Bunyi [w] yang terbentuk seperti demikian dinamakan semi vokal. Misalnya kata kuat dan buat, antara vokal u dan vokal a akan terdengar semi vokal [w].
(2) vokal i adalan vokal tinggi, depan, tak bundar. Bila vokal i dibentuk dengan posisi lidah setinggi mungkin sehingga letaknya lebih dekat pada langit-langit, maka akan terdengar bunyi [y]. Bunyi [y] yang terjadi disebut semi vokal. Misalnya: dia dan manusia, antara vokal i dan vokal a terdengar bunyi semi vokal [y].
Terimakasih telah bertanya
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusNama : Wulan Suci Prihatiningtias BS.
NIM : 1610116120019
dari kelompok 1
dari materi yang kalian jelaskan apa yang dapat kita terapkan sebagai seorang guru bahasa indonesia kepada anak didik kita kelak ? jelaskan
terimakasih, wassalamualaikum wr.wb ^^
Saya Ahmad Nugroho (1610116110002) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan diatas,
HapusYang dapat kita terapkan adalah cara penulisan grafem terhadap fonem. Seperti dalam penulisan huruf alfabet, aksara Tionghoa, angka, tanda baca, serta simbol dari sistem penulisan lain.
Terimakasih telah bertanya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: sania paradila 1610116120015 kelompok 1
BalasHapusPertanyaan saya grafem itu menjelaskan tentang penulisannya sedangkan fonem menjelaskan tentang pengucapannya. Berikan identifikasi grafem dan fonem pada kata "berenang" ?
Terima kasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSaya Muhammad Malik Amrullah (1610116210008) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Sania Paradila.
HapusKata "berenang" terdiri dari delapan huruf, yaitu b-e-r-e-n-a-n-g, tapi grafemnya hanya ada tujuh, yaitu < b >, < e >, < r >, < e >, < n >, < a >, dan < ng >. Sedangkan dari segi fonemnya mempunyai enam fonem, yaitu /b/, /ə/, /r/, /ə/, /n/, /a/, dan /ŋ/.
Terimakasih tah bertanya.
Widya Pratiwi 1610116120018
BalasHapusApa manfaat mempelajari grafem bagi anak sekolah usia menengah? Jelaskan! apabila ada orang yang tidak mau mempelajari grafem itu bagaimana?
Saya Ahmad Nugroho (1610116110002) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan diatas,
HapusMaanfaatnya adalah untuk mengetahui huruf alfabet, aksara Tionghoa, angka, tanda baca, serta simbol dari sistem penulisan lain. Dan apabila ada orang yang tidak mau mempelajari grafem dia akan mendapatkan kesulitan pada saat melambangkan fonem dalam ejaan huruf dan bahasa tertentu.
Terimakasih telah bertanya.
nama : Raudatul Hasanah
BalasHapusNIM : 1610116120014
dari kelompok 1
apa manfaat penulisan grafem dalam fonologi ?
Saya Ahmad Nugroho (1610116110002) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan diatas,
HapusPbelajaran grafem dalam fonologi bermanfaat untuk mengetahui ejaan fonetis yang melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk huruf dan juga melambangkan serta menuliskan fonem-fonem bahasa tertentu dalam bentuk huruf.
Terimakasih telah bertanya.
Saya Ahmad Nugroho (1610116110002) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan diatas,
HapusPbelajaran grafem dalam fonologi bermanfaat untuk mengetahui ejaan fonetis yang melambangkan bunyi-bunyi yang diucapkan penutur dalam bentuk huruf dan juga melambangkan serta menuliskan fonem-fonem bahasa tertentu dalam bentuk huruf.
Terimakasih telah bertanya.
Nama:Syirmadinah
BalasHapusNim:1610116120017
Kelompok 1
Grafem digunakan juga untuk melambangkan fonem /f/ karena menyesuaikan dengan ejaan asli unsur leksikal yang diserap.
Apa maksud dari menyesuaikan dengan ejaan asli unsur leksikal yang diserap?
Saya Muhammad Malik Amrullah (1610116210008) perwakilan kelompok 8 akan menjawab pertanyaan Syirmadinah
HapusSebagian besar pungutan yang terdapat pada suatu bahasa dari bahasa lain adalah
bersifat leksikal, artinya kebanyakan pungutan yang bersifat struktural kurang
sekali. Bersama pungutan leksikal terbawa pula pungutan bunyi. Dari bahasa
asing seperti bahasa Arab, Belanda, dan Inggris dapat disebut pungutan bunyi /f/
ke dalam BI, yang terbawa dalam kata-kata seperti fakir, fana, fakultas, faktor,
dan fokus. Hendaknya dapat dibedakan antara bunyi dan huruf yang dipakai
untuk menuliskan bunyi bahasa itu. Kata-kata yang dituliskan sebagai ,
, , , di dalam BI diucapkan sebagai [faria],[universitas], [telefisi], dan [fisəm]. Jadi secara linguistik yang terpungut adalah
bunyi /f/, sedangkan bunyi /v/ tidak terdapat di dalam BI, ataupun tidak terpungut.
Ada bunyi-bunyi dari bahasa asing yang mula-mula terpungut, akan tetapi
kemudian karena tidak sesuai dengan sistem bunyi bahasa penerima, maka bunyi-
bunyi asing itu hilang dan digantikan oleh bunyi-bunyi yang terdekat di dalam
sistem bunyi bahasa penerima itu. Kata-kata BI paham < faham, pikir < fikir,dan
pasal < fasal merupakan contoh penyesuaian sistem bunyi ke dalam sistem bunyi
BI.
Dari pungutan leksikal itu kita dapat membedakan antara pungutan dialek,
pungutan mesra, dan pungutan kultural (Samsuri, 1994: 52). Pungutan dialek
adalah pungutan dari dialek-dialek bahasa itu.